Pesona Raga
Wanita.. Kau adalah makhluk, bukan benda, apalagi maya, tapi kau nyata, senyata matahari yang menyinari bumi. Pesonamu mengalahkan energi ketegaran pada laki-laki, bahkan iman pun bisa goyah dengan senyuman yang kauorbitkan. Mungkin karena itu seorang Immanuel Kant menyebutmu "penggoda alami".
Berawal dari fisikmu yang memancarkan pesona keindahan, sehingga kau menjadi motivasi bagi kaum adam untuk mengejar uang, harta, dan tahta.
Pesona ragamu adalah nafsu terbesar bagi kaum laki-laki. Lekuk tubuh nan anggun yang sulit terlukiskan, hingga melahirkan inspirasi bagi kalangan penyair, pujangga, dan bahkan bagi yang sedang jatuh cinta untuk merangkai kata yang teramat dahsyat hanya untuk mewakili sebuah rasa.
Dalam sajak, ada yang menyebutmu bidadari, peri kecil, bunga, bulan, dan sebagainya, namun semua itu hanya sekedar kata dalam sastra. Sesungguhnya keindahanmu tidak ada kata untuk menggambarkannya, walau perkembangan ilmu estetika sudah begitu tingginya, namun masih tetap belum lengkap untuk mendefinisikan. Atau memang kamu tercipta tanpa definisi, karena dengan kata yang pernah ada tidaklah cukup mengartikan filosofi di balik keindahanmu.
Di zaman hak emansipasi ini, perkembangan salon kecantikan begitu meluas, berbagai iklan fashion, lifestyle, dan alat kosmetik yang muncul setiap waktu, membuat dirimu tertekan akan seolah persaingan kecantikan begitu ketat. Apalagi di usia rawan, warna lipstik dan make-up yang menempel di wajah memancarkan seolah kamu menjual diri, menampilkan gaya sempurna karena kauingin dipuja, meski pujian yang menghampirimu mengisyaratkan kau adalah nafsu.
Contoh Pesona raga dari Indonesia, salah satunya adalah Syahrini, karena "sesuatu" yang ada pada dirinya adalah magnum opus metafisikanya.
Dan begitulah kira-kira pesona pada raga, keindahannya hanya pada nafsu, sinarnya akan gelap seiring waktu.
Pesona Jiwa
Wanita.. Tanpa pesona raga derajatmu sudah tinggi, tapi kau tak mampu menyadarinya. Betapa mahalnya perhiasan di dunia ini, tidak sebanding dengan keelokanmu, hanya saja bukan fisik yang menjadikan derajatmu tinggi, tapi budilah yang menentukannya.
Wanita.. Tahukah kamu keindahan fisikmu di batasi oleh waktu, kelak kelembutan kulitmu bagai model di iklan sabun mandi itu, pudar karena faktor usiamu. Tubuh yang dulu begitu indah kemolekannya menjadi hambar di mata para pemujamu.
Tapi dengan pesona jiwa, pasanganmu mampu bertahan sampai tua. Hanya berlandas pada pesona jiwamu, walau tidur saling memunggungi, tanpa selera, hanya bicara saja yang bisa dilakukan, namun raga dan jiwanya tetap terbaring di ranjang bersamamu.
Begitulah pesona jiwa, perlahan menyeruak di antara lapisan-lapisan gelombang magnetik fisik, lalu menyatakan fakta yang tidak terbantahkan bahwa apa yang membuat sepasang anak adam bisa tetap membangun sebuah jangka panjang, sesungguhnya adalah kebijakan pada pesona jiwa wanita.
Pesona Jiwa dan Raga
Wanita.. Begitu banyak pesonamu melahirkan legenda yang nyata, sebut saja Siti Khadijah binti Khuwailid. Seperempat abad lamanya Rasulullah SAW hidup bersama Khadijah, wanita yang dikenal suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia merupakan wanita agung yang pernah mendapatkan titipan salam dari Allah lewat malaikat Jibril. Pesonanya menyimpan keagungan begitu apik pada gabungan yang sempurna antara pesona jiwa dan raganya. Dua kali ia menjanda dengan tiga anak sama sekali tidak mengurangi keindahan fisiknya. Tapi apa yang menarik dari kehidupannya mungkin bukan ketika akhirnya pemuda terhormat, Muhammad bin Abdullah, menerima uluran cintanya. Yang lebih menarik dari itu semua adalah fakta bahwa Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah berpikir memadu Khadijah dengan perempuan lain, bahkan ketika Khadijah wafat, Rasulullah SAW hampir memutuskan untuk tidak akan menikah lagi.
Itulah pesona pada jiwa dan raga wanita, terlalu agung mungkin, tapi memang begitu ia ditakdirkan, menjadi cahaya keagungan bagi para pemujanya. Karena esensinya Tuhan ciptakan Makhluk terindah dan amat mempesona, adalah "Wanita Solehah". Dia yang mampu menggetarkan Jiwa. Bahasa tubuh yang kharismatik dan senyum menunduk malu kepada lintas kelamin. Lidahnya peka terhadap doa, lihai dalam beribadah, selera fashion yang tidak glamor dengan pakaian gamis yang menutupi setiap lekuk tubuhnya, hampir tak ada ruang untuk sehelai rambut menerobos keluar. Namun mereka tidak merasa dirinya paling benar dan suci.
Hey Ladies.. Jadilah wanita yang Islami dan menginspirasi, bukan wanita yang suka umbar pesona sana-sini.