This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 20 Desember 2016

Dari Peluru Menuju Pemilu.. Akankah Berbuah Pilu?




Berawal dari sebuah perang gerilya yang memperjuangkan kemerdekaan Aceh, mereka ini tanpa digaji, tapi mereka punya nyali, harga diri Negeri merupakan doktrin "Tak takut mati".

Itulah sepenggal cover kisah gerakan GAM, sebuah gerakan perlawanan bersenjata yang kini berubah menjadi partai politik (Partai Aceh), adalah partai yang lahir dari metode gerakan atau taktik gerakan. Perubahan GAM juga mirip Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang kemudian mengubah taktik menjadi partai politik dan ikut Pemilu.

Berdirinya Partai Aceh merupakan sebuah warna baru dalam iklim perpolitikan di Aceh pasca konflik, dan sekaligus partai ini menjadi kekuatan besar atas dukungan masyarakat Aceh. kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada Partai Aceh, menjadi dasar legitimasi untuk melaksanakan implementasi UUPA dan MoU Helsinki.
Kepercayaan ini mulai ditunjukkan pada Pilkada 2007, ketika pasangan Calon Gubernur/Wakil Gubernur yang diusung Partai Aceh berasal dari pejuang GAM, yaitu Irwandi Yusuf berpasangan dengan Muhammad Nazar dan berhasil meraih kemenangan. Begitu juga dengan Calon Bupati/Walikota, sebagian besar daerah dimenangkan oleh Partai Aceh. Tidak hanya itu, Dua tahun kemudian, pada pertarungan Pemilu 2009, suara untuk Partai Aceh mampu menjadi juara.
Bahkan sampai saat ini, dengan simpatisan yang begitu solid dan terorganisir, menjadikan Partai Aceh sebagian besar masih tampil mendominasi di setiap pemerintahan daerah maupun kursi DPRD, dan tentu menjadi poros penting dalam setiap pertarungan demokrasi di Aceh.

Namun menjelang Pilkada serentak pada 2017 kedepan, tingkat kepuasan publik mulai diragukan. Partai yang dipimpin oleh Muzakir Manaf tersebut, dalam sebagian lembaga survei menyatakan elektabilitasnya mulai redup, pasalnya ada berbagai asumsi penilaian yang muncul di kalangan masyarakat, baik dari segi penilaian lemahnya pencaturan ideologi politik maupun secara kebijakan partai yang cenderung tirani, maka dapat berpengaruh pada tingkat kepercayaan publik.

Jika kita melihat dari sisi konteks Visi-Misi Partai Aceh sendiri, sejauh ini memang belum cukup mampu di realisasikan. Padahal, Partai Aceh merupakan cita-cita masyarakat sebagai perahu yang akan membawa Aceh mewujudkan impian kemerdekaan, sebagaimana yang tertuang dalam UUPA dan MoU Helsinki. Namun sudah satu dekade di bawah pemerintahannya, impian itu masih belum terang, artinya Partai Aceh belum mampu menjadi partai sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat Aceh.

Tetapi yang paling krusialnya adalah dinamika yang terjadi di tubuh Partai Aceh, barangkali membuat sejumlah masyarakat gerah dengan praktik politik yang dimainkan oleh sebagian elit GAM. Ironinya hanya karena kekuasaan sebagian elit GAM keluar dari gelanggang dan membangun poros politik baru. Dinamika ini mulai dipertonton pada Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur 2012. Di mana ketika hasil keputusan partai tidak mendukung pencalonan Irwandi Yusuf yang ke dua kalinya. Gengster mulai pecah, Irwandi mulai bermanuver dengan sejumlah elit-elit GAM lainnya hingga mencalonkan diri jalur Independen dan sekaligus membangun gerbong baru dengan inisial PNA. Atau nama lengkapnya Partai Nasional Aceh.

Kemudian menjelang Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur 2017 ini, gengster kembali terpecah, terlepas dari sudut kausalitas pemicu konfliknya, namun dari segi realitasnya, kita ketahui bersama dari ke enam kontestan calon Gubernur tersebut, empatnya berlatar belakang eks petinggi GAM/Partai Aceh. Mereka ini lahir dan besar di bawah bendera yang sama, doktrin yang sama, tentu kepentingannya juga sama, sama-sama memperjuangkan Aceh dalam konteks kemerdekaan. Tapi kini format politik mereka berbeda. Pertanyaannya, kenapa harus beda?

Dalam prinsip para elit berpolitik, "bersama karena kepentingan, berpisah karena beda kepentingan" yang namun intinya adalah berbicara politik itu berbicara kepentingan". Nah, jika seperti itu, kepentingan apa yang mereka perjuangkan? Jika mereka berbicara soal kepentingan kemerdekaan, kenapa mereka tidak memperjuangkan di bawah bendera yang sama?

Memang, demokrasi punya warna tersendiri, namun kali ini kurang dipahami fisosofi di balik keindahan warna tersebut. Mereka lupa bercermin pada peristiwa dinamika politik yang terjadi di tubuh partai-partai Nasional hingga melahirkan kepengurusan ganda. Katakanlah misalnya Partai Golkar, ada kubu Aburizal Bakrie yang berseteru dengan kubu Agung Laksono, atau PPP, antara kubu pimpinan Djan Faridh dengan kubu Romahurmuziy. Meski harus menempuh jalur hukum hingga menghasilkan kekalahan pada salah satu kubu, namun profesionalitas elit-elit ini tetap terjaga dan tidak pernah keluar dari gelanggang.

Partai politik memang penuh dengan dinamika, namun prinsip loyalitas dan integritas terhadap partai adalah etika berpolitik yang sesungguhnya. Tidak perlu menunjukkan eksistensi bahwa "SAYA JUGA BISA", sebab ada yang tepuk-tangan atas sikap ke-egoisan ini.

Disadari atau tidak, dinamika ini menunjukkan sebuah kebodohan bagi elit GAM dalam berpolitik. Mereka semua terjebak pada kekuasaan dalam perangkap demokrasi.

Dinamika politik elit GAM tentu sangat berefek terhadap keberadaan Partai Aceh yang merupakan embrio organisasi perjuangan politik GAM dari perjuangan bersenjata sebelumnya. Kepercayaan masyarakat tidaklah berdiri di atas jargon atau slogan, justeru ada expire date-nya.

Kalau transformasinya seperti ini, Pada Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur 2022 mendatang, dapat dipastikan perpecahan gengster di tubuh GAM/Partai Aceh akan bertambah lagi. Miris! Ketika berada di medan peperangan, solidaritas mereka begitu teguh, walau peluru mengancam menembus nyawa mereka. Tetapi ketika gerakan ini berubah menjadi partai politik, semboyan "DONG BEUKONG BEUTEUDONG LAGE TEUPULA" mulai dipertanyakan.

Sebuah kisah di mana pejuang Aceh pernah dikalahkan oleh Kolonialisme dengan cara menghamburkan uang receh ke rantingan bambu. Apakah teori ini yang sedang terjadi di tubuh GAM/Partai Aceh? Wallahu'alam..

Padahal sebuah apresiasi sudah didapatkan bagi gerakan GAM sendiri, yang telah berjuang hingga melahirkan semangat bagi Aceh dalam bentuk UUPA dan MoU Helsinki. Tinggal bagaimana metode yang harus dijalankan agar semua itu terealisasi dengan efektif. Maka jika konflik internal terus terjadi seperti ini, ada kemungkinan manifesto MoU Helsinki akan berbuah pilu.

Aceh tidak bisa lepas dari riwayat sejarah perjuangan kemerdekaan. Sudah cukup Daud Beureueh dan tokoh-tokoh lain yang disalahkan oleh sejarah. Maka pastikan estafet pada gerakan GAM ini tidak akan mengulangi catatan sejarah itu lagi.



Jumat, 09 Desember 2016

PUISI : Pray For Pidie Jaya





Subuh Rabu legi.. Bumi pidie bergerak, tersentak mengeluarkan goncangan yang dahsyat, kalimat "Laailahaillallah" terkumandang di setiap sudut, bangunan-bangunan yang angkuh luluh seketika, sementara tubuh-tubuh yang lelap terperangkap dalam situasi..

Pidie berkabut.. Senyum kembali terselimut, hari ceria hilang ditelan duka, semangat hidup penuh luka dan lara, ketika orang tua kehilangan anak, Ketika anak harus kehilangan tempat mengadu diri. Tangisan terus berderu, air mata terus bercucur, jiwa-jiwa yang hebat lemah tak berdaya..

Pidie Jaya.. Negerimu adalah negeri para legenda, sejarah sudah berkata bahwa kau adalah raja. Kerak bumi yang bergerak mengisyaratkan Negerimu akan bangkit dan kembali "berjaya"..

Sabarlah kawan.. Anggaplah air mata itu sebagai kado cobaan Tuhan. Yakinlah esok Allah akan memperlihatkan keagungan-Nya..

Tenanglah kawan.. Kau tak sendirian, Allah mempersaudarakan orang-orang beriman, kita akan bersatu atas nama iman dan cinta, meski kita bahkan tidak pernah punya sejarah cinta sebagai sebuah bangsa, maka ketika badai meluluhlantakkan bumimu, cinta akan mengalir lebih dahsyat..

Tidurlah kawan.. Malam tak selamanya gelap, kita akan bersatu menembus pekat, karena Allah menjanjikan cahaya atas kesabaran dan ketabahan kita..

Jumat, 02 Desember 2016

Gelar Haji/Hajjah.. Sensasikah?








Indonesia adalah Negara yang terkenal menjunjung tinggi nilai-nilai "sensasi, narsisme, pencitraan, dan tradisi kebiasaan ikut-ikutan". Diketahui dari cara menggunakan tekhnologi, internet, fashion, dan lain-lain. Bahkan tidak sedikit bisa tampil fenomenal di televisi maupun di kalangan masyarakat. Suatu tindakan kerap dilakukan tanpa harus berpikir terlebih dahulu. Termasuk dalam cara menggunakan gelar untuk sebuah nama.
Terlepas pada tingkatan pendidikan seseorang, kebiasaan itu bukan hanya di kalangan remaja saja, bahkan orang-orang dewasa juga terhipnotis dalam kebiasaan ini. Ada yang suka berlomba mengoleksi barang-barang mewah tanpa memikirkan manfaatnya, padahal jika kita mau berpikir secara objektif, tujuannya hanya untuk menunjukkan sebuah sensasi atau sikap arogansi.


Sejarah dan Perkembangannya:

Dalam versi Wikipedia, gelar H/HJ disematkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengidentifikasi para jemaah haji Indonesia yang mencoba memberontak sepulangnya dari Tanah Suci. Mereka dicurigai sebagai anti kolonialisme, dengan cara berpakaian ala masyarakat Arab yang disebut oleh VOC sebagai “kostum Muhammad dan sorban”.

Sejauh ini, terlepas pada niat seseorang, perbedaan orang yang sudah berhaji dengan yang belum berhaji, menjadi tolok ukur tertentu dalam konteks kehidupan sosial masyarakat, mulai dari cara berpakaian, atau dengan cara sosial lainnya.

Contoh kecilnya:


1. orang yang sudah berhaji kemana-mana harus memakai peci berwarna putih, ini dijadikan sebagai identitas perbedaan antara yang sudah berhaji dan belum berhaji;

2. Di kampung-kampung, banyak dari kalangan para haji. membentuk organisasi keagamaan (kusus yang sudah berhaji) dalam rangka melakukan majlis, zikir, dan aktivitas ibadah lainnya;
3. Orang yang sudah berhaji, sering dipanggil dengan sebutan nama "Pak Haji/Bu Hajjah", misalnya Fulan, dipanggil dengan Haji Fulan.


Hakikat dan Problemnya:


Ibadah Haji adalah sebuah ibadah dalam rukun Islam yang ke-lima, dalam hal ini, tentu punya syarat-syarat khusus agar bisa melaksanakannya. Problemnya adalah di mana letak hakikatnya ketika hanya ibadah haji yang memakai gelar, sementara ibadah-ibadah yang lain kok tidak disematkan gelar?


Gelar Haji/Hajjah merupakan gelar yang disematkan kepada orang-orang yang sudah melaksanakan rukun haji dengan sempurna atau Haji Mabrur. Pertanyaannya adalah apa manfaat pasca melaksanakan sebuah ibadah itu harus memakai gelar?


Padahal gelar tersebut tidak ada dalam hadist atau ayat Al-Quran yang menyebutnya. Bahkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat-sahabatnya tidak pernah memakai gelar tersebut.

Sejak awal Nabi Muhammad SAW menolak pemberian gelar-gelar apapun, karena gelar hanya menciptakan perbedaan kelas dan pengkultusan individu, feodalisme dan narsistis. Diakui atau tidak, disadari atau tidak, orang yang memakai gelar H atau Hj merasa dirinya “lebih suci” dibandingkan orang yang belum naik haji. Sesungguhnya ini merupakan “kesombongan” bagi mereka.

Yang lebih ironinya, hanya umat Islam di Indonesia dan Malaysia yang memakai gelar H/HJ, sementara umat Islam di negara-negara lain tidak ada yang menggunakan gelar tersebut. Inilah sebuah tradisi kebiasaan turun-temurun yang sulit dihilangkan, tak peduli pada tingkatan ilmu seseorang, bahkan dalam kalangan profesor-pun masih banyak yang menggunakan gelar H/HJ. Terlalu riya rasanya jika kita memamerkan sebuah gelar, seolah ingin menunjukkan sebuah eksistensi bahwa "SAYA SUDAH NAIK HAJI".


Kesimpulan:


Jangan anda samakan gelar haji dengan gelar pendidikan atau gelar-gelar ilmiah lainnya, itu analogi yang salah, karena berhaji itu adalah ibadah, dan esensi ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah SWT dan merendah diri kepada-Nya. Tidak layak hamba bersandar kepada amalnya. Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seolah-olah bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan untuk Allah SWT.


Berhaji bukan ajang mencari gelar, ibadah bukan aktivitas pencitraan, justeru ibadah haji adalah aktivitas ke ikhlasan, ikhlas karena Allah, ikhlas tanpa harus diketahui orang, ikhlas tanpa harus membanggakan diri dengan gelar.


Jadi, mari sama-sama kita berlomba dalam kebaikan tanpa melakukan pencitraan. Kejarlah prestasi tanpa harus mencari sensasi, kembangkan kreatifitas meski tidak diprioritas, kenalkan diri kita dengan hasil karya yang nyata.



Terimakasih.........

Jumat, 25 November 2016

Pesona Pada Wanita




Pesona Raga

Wanita.. Kau adalah makhluk, bukan benda, apalagi maya, tapi kau nyata, senyata matahari yang menyinari bumi. Pesonamu mengalahkan energi ketegaran pada laki-laki, bahkan iman pun bisa goyah dengan senyuman yang kauorbitkan. Mungkin karena itu seorang Immanuel Kant menyebutmu "penggoda alami".

Berawal dari fisikmu yang memancarkan pesona keindahan, sehingga kau menjadi motivasi bagi kaum adam untuk mengejar uang, harta, dan tahta.

Pesona ragamu adalah nafsu terbesar bagi kaum laki-laki. Lekuk tubuh nan anggun yang sulit terlukiskan, hingga melahirkan inspirasi bagi kalangan penyair, pujangga, dan bahkan bagi yang sedang jatuh cinta untuk merangkai kata yang teramat dahsyat hanya untuk mewakili sebuah rasa.

Dalam sajak, ada yang menyebutmu bidadari, peri kecil, bunga, bulan, dan sebagainya, namun semua itu hanya sekedar kata dalam sastra. Sesungguhnya keindahanmu tidak ada kata untuk menggambarkannya, walau perkembangan ilmu estetika sudah begitu tingginya, namun masih tetap belum lengkap untuk mendefinisikan. Atau memang kamu tercipta tanpa definisi, karena dengan kata yang pernah ada tidaklah cukup mengartikan filosofi di balik keindahanmu.

Di zaman hak emansipasi ini, perkembangan salon kecantikan begitu meluas, berbagai iklan fashion, lifestyle, dan alat kosmetik yang muncul setiap waktu, membuat dirimu tertekan akan seolah persaingan kecantikan begitu ketat. Apalagi di usia rawan, warna lipstik dan make-up yang menempel di wajah memancarkan seolah kamu menjual diri, menampilkan gaya sempurna karena kauingin dipuja, meski pujian yang menghampirimu mengisyaratkan kau adalah nafsu.
Contoh Pesona raga dari Indonesia, salah satunya adalah Syahrini, karena "sesuatu" yang ada pada dirinya adalah magnum opus metafisikanya.

Dan begitulah kira-kira pesona pada raga, keindahannya hanya pada nafsu, sinarnya akan gelap seiring waktu.


Pesona Jiwa

Wanita.. Tanpa pesona raga derajatmu sudah tinggi, tapi kau tak mampu menyadarinya. Betapa mahalnya perhiasan di dunia ini, tidak sebanding dengan keelokanmu, hanya saja bukan fisik yang menjadikan derajatmu tinggi, tapi budilah yang menentukannya.

Wanita.. Tahukah kamu keindahan fisikmu di batasi oleh waktu, kelak kelembutan kulitmu bagai model di iklan sabun mandi itu, pudar karena faktor usiamu. Tubuh yang dulu begitu indah kemolekannya menjadi hambar di mata para pemujamu.
Tapi dengan pesona jiwa, pasanganmu mampu bertahan sampai tua. Hanya berlandas pada pesona jiwamu, walau tidur saling memunggungi, tanpa selera, hanya bicara saja yang bisa dilakukan, namun raga dan jiwanya tetap terbaring di ranjang bersamamu.

Begitulah pesona jiwa, perlahan menyeruak di antara lapisan-lapisan gelombang magnetik fisik, lalu menyatakan fakta yang tidak terbantahkan bahwa apa yang membuat sepasang anak adam bisa tetap membangun sebuah jangka panjang, sesungguhnya adalah kebijakan pada pesona jiwa wanita.


Pesona Jiwa dan Raga

Wanita.. Begitu banyak pesonamu melahirkan legenda yang nyata, sebut saja Siti Khadijah binti Khuwailid. Seperempat abad lamanya Rasulullah SAW hidup bersama Khadijah, wanita yang dikenal suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia merupakan wanita agung yang pernah mendapatkan titipan salam dari Allah lewat malaikat Jibril. Pesonanya menyimpan keagungan begitu apik pada gabungan yang sempurna antara pesona jiwa dan raganya. Dua kali ia menjanda dengan tiga anak sama sekali tidak mengurangi keindahan fisiknya. Tapi apa yang menarik dari kehidupannya mungkin bukan ketika akhirnya pemuda terhormat, Muhammad bin Abdullah, menerima uluran cintanya. Yang lebih menarik dari itu semua adalah fakta bahwa Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah berpikir memadu Khadijah dengan perempuan lain, bahkan ketika Khadijah wafat, Rasulullah SAW hampir memutuskan untuk tidak akan menikah lagi.

Itulah pesona pada jiwa dan raga wanita, terlalu agung mungkin, tapi memang begitu ia ditakdirkan, menjadi cahaya keagungan bagi para pemujanya. Karena esensinya Tuhan ciptakan Makhluk terindah dan amat mempesona, adalah "Wanita Solehah". Dia yang mampu menggetarkan Jiwa. Bahasa tubuh yang kharismatik dan senyum menunduk malu kepada lintas kelamin. Lidahnya peka terhadap doa, lihai dalam beribadah, selera fashion yang tidak glamor dengan pakaian gamis yang menutupi setiap lekuk tubuhnya, hampir tak ada ruang untuk sehelai rambut menerobos keluar. Namun mereka tidak merasa dirinya paling benar dan suci.


Hey Ladies.. Jadilah wanita yang Islami dan menginspirasi, bukan wanita yang suka umbar pesona sana-sini.

Senin, 31 Oktober 2016

Problematika Sukses Dengan Kekayaan






Percayalah, hanya pada sebuah konsep manusia Materialisme sehingga muncul sebuah anekdot yang tidak tahu darimana asalnya "Waktu itu adalah Uang", tentu dalam hal ini manusia disibukkan mengejar uang dalam berbagai waktu, karena uang merupakan parameter suksesnya seseorang. Apalagi kita hidup di dunia Kapitalisme ini, uang merupakan kekuatan sekaligus kelemahan pada manusia, bahkan zaman sekarang asalkan ada uang semua bisa diatur, termasuk soal hukum sekalipun. Tetapi yang menjadi problematikanya adalah kenapa "sukses" itu selalu di identik dengan uang? saya pastikan, konsep seperti ini telah mendominasi pola pikir masyarakat Indonesia. Buktinya, lihat kehidupan di lingkungan anda sendiri, bagaimana orang-orang sibuk mengejar uang, bahkan ada yang rela melakukan apa saja asal mendapatkan kekayaan.

Ada sebuah pertanyaan rasional yang mungkin sering ditanyakan orang lain kepada kita :
Menurut anda, mana yang benar "makan untuk hidup, atau hidup untuk makan?" silahkan jawab di dalam hati anda masing-masing. Jika anda memilih "makan untuk hidup", maka anda berada pada motivasi yang benar, sebab anda makan untuk kebutuhan. Namun jika anda memilih "hidup untuk makan", maka anda tidak lebih dari seekor binatang, karena binatang itu hidupnya enak, tak perlu memikirkan apa-apa, mereka mencari makan untuk kehidupannya sendiri. Sayang sekali jika anda di dunia ini hidup seperti itu (hanya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan nasib orang lain), dan dapat dikatakan anda termasuk golongan BINATANGISME!!!.

Berbicara mengenai sukses itu sendiri, saya kira tidak perlu kita cari ungkapan-ungkapan para tokoh dunia tentang definisinya, karena definisi sukses itu bersifat subjektif, siapapun bisa menafsirkan sesuai logika masing-masing. Terlepas daripada definisinya, Islam sebagai agama yang mengatur semua dimensi ilmu dan kehidupan, menjadikan manusia dengan iman dan akalnya, tentu tahu akan batasan-batasan itu.

Sukses itu bukan diukur dari seberapa besar kekayaan yang anda miliki, namun jika sukses benar diukur dari semua itu, maka Nabi Muhammad SAW tidak akan menolak tawaran Malaikat Jibril yang akan menjadikan gunung uhud berubah menjadi emas.
Bukankah Beliau (Nabi Muhammad SAW) telah bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah yang paling banyak memberi manfaat terhadap orang lain".
Berbicara tentang manfaat, tentu manfaat dalam konteks yang positif, namun memberi manfaat itu tidak harus jadi seorang pengusaha yang mempekerjakan ribuan karyawan, atau pemuja Kapitalisme yang sok-sok mengatakan bertujuan mengurangi pengangguran, tetapi dengan sebuah doa yang baik, yang anda kirimkan kepada orang lain, itu juga termasuk bagian daripada "memberi manfaat".

Kesimpulannya, jika hidup kita di dunia ini mampu memberi manfaat (positif) terhadap orang lain, maka dapat dikatakan anda termasuk salah satu orang yang "sukses" baik itu di dunia maupun untuk menuju akhirat.


Kamis, 08 September 2016

PUISI : Pemilu Dalam Demokrasi






Dalam sebuah negara penganut paham Demokrasi, pemilu menjadi kunci untuk terciptanya demokrasi, dan karena itu pemilu juga sering disebut sebagai pesta demokrasi..

Rakyat pun di wajibkan berpartisipasi, alternatif golput diharamkan bagi penduduk negeri..

Pemilu bukan ajang mencari bakat, melainkan pemilu adalah kesempatan untuk perubahan bangsa yang lebih baik dan bermartabat..

Para calon kandidat yang ikut pemilu pun beraneka ragam, selain berlatar belakang Intelektual pastinya juga berasal dari para jutawan..

Berbagai Visi-Misi bertarung dalam janji, dan menjadikan bahan untuk kempanye berenergi..

Para calon menganggap ini merupakan investasi, di mana kursi jabatan dijadikan komoditi..

Jika kalah mereka merasa rugi, dan jika menang mereka akan memperkaya diri..

Partai politik sibuk menawarkan harga diri, dan para politisi sibuk mengatur strategi agar para calon bisa meraih kursi..

Para akademisi sibuk menjadi pengamat, media dan televisi sibuk mencari iklan promosi, sementara rakyat menjadi korban opini..

Aktivis Mahasiswa dan LSM pun tergabung dalam tim organisasi, mereka berorasi seolah jagoannyalah yang akan mampu memberi bukti..

Di media sosial para lovers siap membangun opini, membuat pencitraan seolah setiap kebaikan harus ada bukti..

Spanduk dan baliho terpasang anti badai dan gerimis, slogan yang indahpun ditulis bagai tak terlukis..

Inilah negeri demokrasi.. Para Independensi menghimbau agar rakyat memilih pemimpin sesuai hati nurani, bukan yang di butuhkan negeri..

Dan yang terjadi.. Orang-orang bodoh memilih pemimpin yang salah.. Sementara orang-orang pintar memilih pemimpin berdasarkan prinsip kepentingan pribadi..

Pada akhirnya, semua mengeluh dengan nasib negeri..


Kamis, 04 Agustus 2016

Pesona Cinta Seorang Ayah






Di pagi yang buta mereka mulai meraba-raba, tak peduli jika hujan membasahi, tak dihiraukan bila ditepis terik matahari, akan tetapi, perjuangan mereka dalam mencari rezeki tergambar dalam sesuap nasi, bukan untuknya, dia hanya menghalalkan sisa untuk anak-anaknya.

Kenyamanan.. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta, maka mereka mampu bertahan memikul beban hidup, melintasi aral kehidupan, melampaui gelombang peristiwa, sambil tetap merasa bahagia ketika menggendong anaknya. Cinta yang terkembang jadi kata, tapi tak pernah disampaikan kepada sang buah hati, sederhana, apa adanya, namun cukup dalam. Lima abad lamanya Nabi Nuh As menyiarkan Islam penuh luka dan lara, ketika seorang putranya yang bernama Kan'an tidak mau mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Nuh merasa sedih, namun beliau tetap berusaha dan berdoa kepada Allah agar anaknya tidak diberi dosa, beliau tetap memohon ampun agar anaknya menjadi penghuni surga, meski beliau tahu bahwa putranya itu tewas dalam azab dari Allah SWT. Begitulah kira-kira takdir cinta seorang Ayah, sebuah cinta yang diuraikan dalam doa, sebuah kasih sayang yang diwakili dengan tindakan, sebuah pengorbanan yang menggambarkan kesetiaan dan kesabaran. Muncul sebuah pertanyaan bagaimana perasaan Nabi Isa ketika beliau lahir tanpa Ayah? "Jika cinta dapat ditafsirkan dari sentuhan Ibu, maka cinta tak mampu mengartikan pengorbanan seorang Ayah". Begitulah cinta seorang Ayah, mereka adalah pemikul beban bagi masa depan anak-anaknya. Energi cinta memicu mereka untuk begerak meski uban bertambah banyak. Mimpi yang besar untuk anak-anaknya mengatur gagasan mereka dalam setiap perjuangan yang ditempuh, itu sebabnya mereka kuat. Kebajikannya tidak bisa digambarkan oleh tokoh-tokoh Protagonis dalam panggung teater. Kebijaksanaannya melebihi sosok Utsman Bin Affan yang terkenal adil pada rakyatnya. Keagungannya mengalahkan keperkasaan "The King Of Hercules" dalam legenda Yunani Kuno. Perjuangannya tidak sebanding dengan perjuangan pahlawan-pahlawan Revolusi di setiap negeri. Ayah.. Sesungguhnya engkau bukan puisi atau narasi, pengorbananmu tidak akan bisa terlukiskan dengan kata-kata, akan tetapi engkau mampu mengalahkan sunyi dalam puisi. Ebit G Ade mengungkapkannya dengan manis dalam TITIP RINDU BUAT AYAH: "Ayah.. dalam hening sepi kurindu.. Untuk menuai padi milik kita.. Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan.. Anakmu sekarang banyak menanggung beban..".
Terimakasih Ayah.. Dalam sajak doaku, kurebahkan semua rindu, kupasrahkan pada-Mu, ya Allah.. Tempatkanlah dia disisi-Mu.. Aamiin.. Aamiin.. Ya rabbal'alamiin.



Rabu, 15 Juni 2016

Legenda Malam




Sebelum dijemput mimpi, aku berjaga di sebuah malam di tengah deru keheningan, di mana semua suara bisa tiba-tiba hilang dan tidak terdengar. Raja siang telah pergi ke peraduannya, hanya bulan, bintang, yang mampu menggantikan pesona cakrawala di pagi dan sore hari. Seketika segumpalan awan redup datang bak diundang, menutupi cahaya yang keluar dari angkasa. Aku bertanya.. masih indahkah sebuah malam tanpa bintang? Atau masih pantaskah disebut malam tanpa bulan?
Gelap.. Ya, malam selalu disandingkan bersama gelap, ketika sebuah cahaya hadir, hilang arti bagi gelap. Atau barangkali justeru malam yang menginginkan gelap, agar ketertarikan mata tidak mampu mendefinisikan. Lantas, apa yang dicari seekor kunang-kunang dengan membawa sekedip cahaya? Apakah ada sesuatu yang bisa memberinya harapan? Atau barangkali dia hanya ingin jadi penerang dalam kegelapan? Sunyi.. Ya, kekuatan cahaya angkasa tidak mampu jadi energi bagi sebuah sunyi. Terdiam, tersipu, tanpa aksi dan reaksi, kata-kata yang terangkai tidak mampu menjadi nada. Lalu, apa yang dilakukan ombak kepada karang? ia terus bergerak, berteriak dengan suara yang lantang memancarkan keributan, tak peduli pekatnya malam. Barangkali ombaklah yang patut menyemat penghormatan "Pejuang Tanpa Batasan" Sepi.. Ya, jiwa-jiwa yang tak mampu menghadapi malam terbawa larut bersama lelap. Tubuh-tubuh yang bernyawa senyap dalam sayup-sayup kelelahan. Tak peduli seberapa agungnya para penjaga malam, tak peduli seberapa syahdunya kaum insomnia bercengkrama menikmati malam. Hanya suara jangkrik yang menggantikan musik panggung di siang hari, mereka mengeluarkan suara dengan nada-nada yang sama, mereka tetap bernyanyi walau yang lain terbawa dalam mimpi. Sendiri.. Ya, sebuah jiwa yang terpaku dalam ingatan, mencoba menari di bawah redup dewi malam, namun angin menertawainya, ia mencoba berteriak tapi gonggongan anjing mengalahkan gemanya. Akan tetapi, apa yang dilakukan para kupu-kupu malam yang berjalan di pinggir malam? Apakah mereka mampu menciptakan ruang sendiri dalam puisi? Itulah malam.. Sulit untuk mencerna cinta angin kepada dingin, tanpa kata, hanya menggigil terasa. Itulah malam.. Sulit menafsirkan kedekatan sunyi pada sepi, atau sejauh mimpi pada kenyataan. 

Namun sesungguhnya malam tak pernah salah, ia punya arti di balik sepi, ia tetap bercahaya di balik redupnya angkasa, dan ia punya bait puisi untuk mengalahkan sebuah sunyi.




Rabu, 18 Mei 2016

Konspirasi Di balik Separatis/Teroris Di Indonesia

     





Berbicara soal teroris, kita akan selalu dihadapkan pada masalah konspirasi. Kenapa mereka dilabeli sebagai teroris? Sebagai contoh teroris Al-Qaeda, kenapa mereka disebut sebagai teroris Internasional? tentu ada alasannya. Tak ada orang lain yang bisa melabeli gerakan masyarakat sebagai "teroris" selain pemerintahnya sendiri.

Pemerintah akan melabeli gerakan masyarakat sebagai teroris jika gerakan itu mengganggu kepentingan umum. Oke, melakukan pengeboman mengganggu kepentingan umum, karena dapat menyebabkan korban jiwa. Sayangnya kebanyakan teroris di dunia ini sebetulnya tidak menggaggu kepentingan umum, melainkan kelompok-kelompok ini sebetulnya mengganggu kepentingan pemerintah dan janji-janji yang tak kunjung ditepati.

Kita tidak boleh menuding Osama Bin Laden sebagai teroris, tahu kenapa? karena aksi teror yang dilancarkan mereka sebetulnya ingin mengganggu kepentingan Pemerintah, bukan kepentingan publik.

Kembali ke Laptop!! soal kelompok-kelompok separatis di Indonesia.
Ada beberapa kelompok separatis yang muncul di Indonesia, tapi di sini kita akan membahas tiga kelompok saja, sebab ketiga kelompok ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu ingin memisahkan diri dari Indonesia. Sebut saja, GAM, OPM, dan RMS.

Nah, dalam perjalanannya, tentu kelompok-kelompok ini menjadi perhatian negara-negara maju, dan di sinilah agenda konspirasi dijalankan. Lihat saja! ada beberapa negara memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok separatis ini agar terus menuntut Pemerintah RI untuk mendapatkan kemerdekaan. Negara-negara ini tentu memanfaatkan sela-sela untuk menyerang Pemerintah RI melalui perang saudara. Apa tujuannya? dalam istilah politik, biasa di sebut dengan istilah "Ekspansionisme" yaitu bentuk paham yang ingin menguasai atau menjajah sesuatu objek untuk tujuan tertentu. Lantas apa yang menjadi objek mereka? PENGUASAAN SUMBER DAYA ALAM. Ya, mungkin kita semua tahu apa yang terkandung dalam bumi setiap daerah di Indonesia, katakanlah misalnya Aceh, Papua, Maluku, dan sebagainya.

1. GAM (Gerakan Aceh Merdeka)
       Seperti biasa, para konspirator sering memanfaatkan para teroris untuk mencapai tujuan mereka, termasuk memanfaatkan GAM. GAM termasuk bagian dari konspirasi yang sangat rapi, buktinya, secara tak sadar senjata-senjata milik GAM itu disuplai dari luar negeri melalu jalur lain. Memang seperti itulah prosedurnya. Para pejuang GAM yang tulus itu merupakan korban kejahatan sistema. Lantas, apa yang mereka lirik di bumi Aceh? Ini dia.. http://linkis.com/blogspot.com/cfoFw

2. OPM (Organisasi Papua Merdeka)
       Beralih ke Marauke, ada juga gerakan separatis yang disebut pemerintah sebagai teroris, yaitu OPM. OPM juga termasuk korban kejahatan sistem konspirasi, karena ada sesuatu yang berharga di bumi Papua, "Freeport" berapa uang yang dihasilkan dari Freeport per-tahunnya? baca ini.. https://m.tempo.co/read/news/2015/10/18/090710660/produksi-tambang-freeport-2014-turun-tapi-emas-naik

3. RMS (Republik Maluku Selatan)
       Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950, dengan maksud memisahkan diri dari negara Indonesia Timur (Saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah pusat, RMS dianggap sebagai pemberontak/teroris. Dan setelah misi damai gagal, maka RMS ditumpas tuntas pada November 1950. Lantas, apa yang membuat kelompok ini muncul kembali? di sinilah konspirasinya!!
Lihat pertumbuhan ekonomi di Maluku, secara makro ekonomi, kondisi ekonomi di Maluku cenderung membaik setiap tahunnya. Salah satu Indikatornya setiap tahun APBD daerah tersebut terus meningkat, dan lihat saja tahun ke tahun perusahaan-perusahaan Industri dan Pertambangan terus bertambah, di sebabkan potensi sumber daya alam mereka sangat banyak. jadi, patut dong daerah ini masuk dalam misi mereka.

Tak bisa dibayangkan jika ketiga daerah ini mendapatkan kemerdekaan. Terlepas pada efek ekonomi Indonesia, yang lebih ironinya, jika daerah-daerah ini merdeka apakah negaranya akan maju dan rakyatnya sejahtera? mari berkaca pada Timor Leste. Baca ini!!.. http://lingkarannews.com/tolak-imigran-china-belajar-dari-timor-leste-saat-ini-china-kuasai-ekonomi-negara/


Terimakasih.......

Jumat, 08 April 2016

Sejarah Aceh dan GAM

 


Sebagai orang Aceh, dan salah satu manusia yang merasakan kepedihan ketika konflik di Aceh, wajib rasanya bagi saya untuk sedikit mecari dan menulis tentang kausalitas terjadinya peristiwa berdarah dan munculnya kelompok separatis yang dinamakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

GAM atau yang biasa kita kenal dengan Gerakan Aceh Merdeka adalah satu semangat yang menuntut janji pemerintah RI. Mungkin tidak semua orang tahu peristiwa awal mula gerakan ini, dan bahkan mereka yang mengikuti gerakan itu juga belum tentu tahu. Pada hakekatnya, GAM atau gerakan separatis semacamnya itu tentu saja disebabkan oleh sesuatu hal yang sangat berpengaruh bagi masyarakat, mustahil gerakan semacam ini lahir dan bertumbuh karena sesuatu hal biasa-biasa saja. Kalau kata orang sih, Aceh sudah merasa dirinya sudah bisa berdiri sendiri dengan sumber daya yang ada. Sebetulnya, bukan dari sudut pandang itu Aceh ingin memberikan protes kepada Pemerintah RI, justru ada faktor lain yang lebih besar.

Semua orang tahu Aceh ini sangat berbudaya dan menjalankan syariat Islam, bahkan dunia pun kagum dengan hal ini. Selama Nusantara dijajah Belanda, adakah buku sejarah yang mengatakan Nanggroe Aceh Darussalam sebagai Negara yang berdaulat? sayangnya tak pernah disebutkan dalam buku sejarah manapun. Jauh sebelum NKRI berdiri, Nanggroe Aceh Darussalam telah berdaulat sebagai sebuah kerajaan yang merdeka. Sebetulnya Aceh tidak pernah mendapatkan serangan dari negara manapun, karena Aceh merupakan daerah yang berdaulat secara hukum dan dibawah kerajaan Khalifah Turki Utsmani. Aceh tidak pernah diserang siapapun!!
Lalu kenapa Aceh terlibat perang di Nusantara? ini dia kronologinya...

https://habibiik.blogspot.co.id/2016/02/mengenal-sisingamangaraja-xii-dan.html

Jadi fix ya, NAD mau terlibat perang hanya untuk membantu kerajaan tetangga, dengan syarat membantu NAD menyebarkan Agam Islam. Soekarno sebetulnya tahu awal mula terlibatnya kerajaan NAD terhadap perang Sisingamangaraja XII yang telah menjadi muslim. Inilah yang dimanfaatkan Soekarno, dia berjanji akan membantu penyebaran Islam jika NAD mau terlibat perang.

Perjanjian antara Soekarno dengan Daud Beureuh pun sudah jelas, saat berkunjung ke Aceh tahun 1948, Soekarno dengan sengaja menemui tokoh Aceh, Daud Beureuh, Soekarno selaku Presiden RI menyapa Daud Beureuh dengan sebutan "kakak" sebutan yang biasa untuk para Pemimpin. Soekarno sengaja mendekatkan diri dengan kerajaan NAD untuk menggalang pasukan demi mempertahankan NKRI, Soekarno belajar dari cara negosiasi Sisingamangaraja XII agar NAD mau membantu NKRI.
Setiap perjanjian, tentu ada syarat yang disepakati bersama, dan Daud Beureuh pun mengusulkan syarat tersebut ke Soekarno untuk membantu menyebarkan Islam. Soekarno tentu saja setuju, buktinya saat ini Aceh masuk dalam NKRI, padahal sebelumnya NAD bukan NKRI.

Apa sih sebetulnya pembicaraan Soekarno dengan Daud Beureuh? Soekarno meminta bantuan Daud Beureuh agar Rakyat NAD turut andil dalam perjuangan bersenjata antara RI dan Belanda, Daud Beureuh pun setuju dengan ajakan Soekarno tersebut asalkan perang yang diperjuangkan Aceh adalah perang Sabil atau perang "fiisabilillah" yaitu perang yang jika dalam peperangan itu disebut mati Syahid bagi umat Muslim. Janji Soekarno pada Daud Beureuh adalah menyebarkan Agama Islam di Indonesia, sama seperti janji Sisingamangaraja XII kepada NAD. Sayangnya janji Soekarno dilanggar, dan Aceh hanya mendapatkan Daerah Istimewa dari Indonesia.

Itulah sebabnya ada Gerakan Aceh Merdeka. GAM ini ingin menuntut janji Pemerintah Indonesia, Namanya juga Pemerintah, sering sekali janji itu hanya sebuah wacana yang besoknya bisa dilupakan begitu saja.

Sebetulnya, Aceh ingin menuntut janji melalui Gerakan Aceh Merdeka, tapi sayangnya Pemerintah malah menobatkan mereka "Teroris", dan sampai saat ini saya masih tidak setuju penobatan GAM sebagai Teroris, dan ini juga termasuk Konspirasi. Sebenarnya julukan teroris itukan diberikan Pemerintah, Pemerintah sengaja melabeli mereka teroris, tahu kenapa? alasan Pemerintah melabeli GAM sebagai teroris karena Pemerintah ingin mengingkari janjinya dulu.

Seperti itulah aksi yang dijalankan oleh GAM hingga pada akhirnya mereka dinobatkan sebagai Teroris di Negaranya sendiri. Akar permasalahan perjuangan GAM itu sendiri ingin menagih janji yang tak pernah disebutkan dalam sejarah. Sejarah adalah peristiwa yang seharusnya dicatat dengan benar, miris!! peristiwa faktual seperti ini malah dikaburkan.


Terimakasih......

Senin, 14 Maret 2016

Pesona Ekspresi Cinta




Pemuda perkasa itu bernama Ali bin Abi Thalib, ia pemberani, tangguh, bahkan dia dikenal sebagai (pembanting). Namun apa yang terjadi ketika cintanya berbicara pada Siti Fatimah binti Muhammad? "Cinta tidak harus memiliki" Ya, kira-kira begitulah yang timbul dibenaknya. Keberaniannya dalam mengekspresikan cinta ke Fatimah lebih berat daripada menghadapi musuh seribu orang, ia lemah tak berdaya.

Hingga suatu saat keberaniannya memuncak, jiwa yang rapuh tersontak mengeluarkan energinya, dan cinta-pun tersampaikan.Fakta bahagia yang membuat pemuda miskin ini bukan ketika gadis terhormat itu menerima uluran cintanya, tapi ketika rasa yang sudah menguning itu dapat di ekspresikan dengan sempurna. "Sungguh ini sebuah keberanian yang hakiki bagi saya" Kata Sayyidina Ali.
Selalu begitu, cinta membutuhkan kata, tidak seperti rasa-rasa yang lain, cinta lebih membutuhkan kata daripada maknanya, keberanian mengungkapkan cinta adalah ekspresi paling pesona, itu sebabnya ada surat cinta, ada puisi cinta, ada lagu tentang cinta, dan cinta jua yang melahirkan penyair-penyair penuh sastra.
Bagi jiwa yang tidak punya mentalitas untuk mengekspresikan cinta, maka mereka akan bersemayam pada nestapa, atau pada bait doa, hingga semua diserahkan kepada sang sutradara jagad raya.

Memang begitu, cinta di takdir dengan kata tanpa benda, ringan, namun cukup berat untuk mengekpresikannya. Apalagi ketika cinta bertunas pada jiwa-jiwa yang lembut, jiwa-jiwa yang lemah, jiwa-jiwa yang memilih bercerita pada kebatinan daripada harus mengungkapkan. Seperti pada jiwa wanita.. Kelembutan cinta pada jiwa wanita tanpa ada keberanian untuk mengungkapkan. banyak dari mereka yang tidak mampu mengekspresikan cinta hingga cinta membunuh mereka sendiri, seperti Maria "dalam Ayat-Ayat Cinta", seperti cinta Nayla pada Ramadhan, yang menyimpan fakta cintanya di kamar peraduan, tiap malam Nayla hanya meratap dengan kenangan, penuh kesedihan, dia hanya berharap cintanya akan tersampai oleh cahaya dewi malam.
Seperti kata peribahasa melayu "Mustahil perigi mencari timba" kata keramat yang diagungkan oleh para wanita, hingga menjadikan kata itu sebagai perisai "harga diri", dan melahirkan slogan "tidak mungkin wanita yang mengungkapkan lebih dulu".
Namun ternyata mereka lupa bercermin pada keagungan Siti Khadijah, wanita janda ini memberanikan diri untuk mengungkapkan cintanya kepada pemuda terhormat Muhammad bin Abdullah, ia tak peduli konsekuensi yang akan dihadapinya.karena cinta adalah kata, dan setiap kata cinta harus tersampaikan tanpa perlu menguraikan makna yang mendalam.
Maka sampaikanlah walau hanya dengan kata: "I love You", itu saja!!


Intermezzo..Wahai para Ladies.. Adakah yang ingin seperti khadijah? Yang lebih dulu mengungkapkan cintanya kepada Muhammad?

Senin, 15 Februari 2016

Mengenal Sisingamangaraja XII Dan Hubungannya Dengan Kerajaan Aceh



     
Ada yang tahu Sisingamangaraja? Kerajaan tetangga Aceh dari Sumatera Utara? Saya kira semua orang tahu, tapi hanya sedikit yang mengenal akan sejarahnya. Di berbagai artikel-artikel sejarah sudah banyak yang membahas tentang Biografi atau sejarah kehadiran kerajaan Sisingamangaraja di Sumatera Utara, tapi itu banyak yang subjektif.

Di sini, saya hanya akan membahas hubungan antara kerajaan Sisingamangaraja XII dengan kerajaan Nanggroe Aceh Darussalam, karena salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia itu sangat berpengaruh bagi sejarah Aceh (NAD).

Oke, mari sekarang kita analisa terlebih dahulu apa arti dari nama  "Sisingamangaraja" atau si Raja Batak itu. Dalam sebuah buku yang saya baca, sebetulnya Sisingamangaraja bukan orang Batak, melainkan pedagang India yang berhasil menancapkan kerajaannya di SUMUT. Arti dari nama Sisimangaraja sendiri dalam kamus bahasa Batak "Si Singa Maha Raja" yang artinya Raja Singa. Orang Batak pada zaman sekitar 500 tahun lalu sama sekali tidak mengenal singa, karena di sana tidak ada singa. Arti si raja singa itu sendiri lahir pada sekitar 100 tahun yang lalu setelah masuknya pendidikan di Sumut dan Indonesia. Lalu dari mana orang Batak bisa menyebutkan kata "Si Raja Singa" pada raja mereka? Ini yang menjadi pertanyaan besar!!?

Sebenarnya, Sisingamangaraja bukan orang Batak, dia adalah pedagang India. Mau bukti? Oke, menurut cerita secara turun-temurun, Sisingamangaraja memiliki janggut yang lebat, janggut yang lebat ini merupakan ciri-ciri orang India. Dan bukti yang lain bisa kita lihat pada namanya, SISINGAMANGARAJA, jelas sekali nama ini merupakan nama orang India, namun orang Batak salah menyebutkannya. Nama ini begitu panjang dan sama sekali tidak ada spasi, sedangkan nama orang Batak itu pendek dan diikuti dengan nama Marga, kalaupun ada orang yang percaya Sisingamangaraja marga Sinambela, itu hanya Marga pemberian saja. Nama Sisingamangaraja yang sebetulnya adalah "Sing Maharaj", nama ini ternyata salah disebutkan selama berabad-abad. SING MAHARAJ? jelas sekali ini adalah nama orang India.

Menurut berbagai versi sejarah, hubungan Sisingamangaraja XII dengan kerajaan Aceh hanya pada soal hubungan perdagangan, padahal semua itu hanya omong kosong dan itu juga termasuk bagian daripada konspirasi sejarah. Sebetulnya, hubungan itu bukan hanya dari soal perdagangan saja, melainkan ada sebuah perjanjian/komitmen antara kerajaan Sisingamangaraja XII dengan kerajaan NAD. Dan, perjanjian tersebut adalah ketika itu Sing Maharaj XII meminta bantuan kepada kerajaan tetangganya, karena kerajaan Sisingamangaraja XII terlibat perang dengan pasukan penjajahan Belanda. Siapa lagi kerajaan yang bisa membantu? ya tentu saja kerajaan NAD.
NAD bisa membantu kerajaan Sisingamangaraja XII, namun dengan satu syarat!! Syaratnya adalah Sing Maharaj XII harus terlebih dulu masuk Islam. Perjanjian ini sebetulnya ditepati oleh Maharaj XII, sayangnya penyebaran agama di tanah Batak itu sangat susah, karena mereka sudah memiliki agama "Sipele Begu", bahkan penyebaran agama Kristen yang dibawakan oleh Nommensen di tanah Batak saat ini juga terbilang sangat susah. Sudah banyak Misionaris dimakan hidup-hidup oleh bangsa Batak saat itu, dan itu pula sebabnya penyebaran Islam gagal.

Kalaupun saat ini orang Batak ada yang beragama Muslim, itu karena mereka dekat dengan Padang atau Aceh. Secara Regional, Sumut itu sebetulnya termasuk agenda penyebaran agama Islam NAD, namun gagal. Lihat saja pulau Sumatera, hanya Sumut yang merupakan basis Kristen, seharusnya Kristen itu berada di daerah Timur, karena penyebaran Islam diagendakan untuk Sumatera, lalu ke Jawa, dan seterusnya.

Bukti bahwa Sing Maharaj XII memeluk Islam, selain dari laporan oleh para Missionaris Jerman dan oleh koran-koran Belanda, indikasi lain adalah :
* Sisingamangaraja XII tidak makan babi;
* Pengaruh Islam terlihat pada bendera perang Sisingamangaraja XII dalam gambar kelewang, matahari dan bulan; dan
* Sisingamangaraja XII memiliki cap yang bertuliskan huruf Jawi (tulisan Arab-Melayu).

Nah, inilah sedikit tulisan dari saya, jika ada yang salah mohon komentarnya!.




Selasa, 12 Januari 2016

Cinta Ibu.. Cinta Tanpa Definisi




"Seharusnya mereka bikin satu kata baru yang benar-benar bisa menjelaskan makna cinta di hati seorang Ibu. Satu kata di atas kata cinta, satu kata di atas semua kata yang pernah ada, karena kata cinta saja tidak cukup mewakili apa yang dirasakan oleh seorang Ibu". Noe menyebutnya dalam lagu.

Sebagian besar kebaikan yang kita saksikan dalam kehidupan kita, begitu sederhana kita melihatnya, namun terlalu agung jika kita memaknainya.

Seperti matahari.. Kau tak mampu menatapnya, kau hanya merasakan ketika sinarnya menyala-nyala menembus ke pelosok bumi. Kau akan berlindung ketika panasnya membakar kulit bumi.

Seperti hujan deras.. Kau tak mampu mencegahnya, kau hanya bisa menyaksikan kekuatannya membanjiri bumi, mendorong semua keangkuhan dunia, menerobos semua dinding kebencian pada jiwa.
Seperti pelangi.. Kau tak mampu mendekapnya, kau hanya bisa menikmati keindahan warnanya, variasi cinta yang begitu indah berpadu pada jiwanya.

Seperti itulah cinta seorang Ibu, cinta yang ditakdirkan jadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan darah dagingnya.

Di sini cinta tidak pernah buta, di sini seharusnya tidak ada kata cinta bertepuk sebelah tangan, di sini cinta mengharuskan adanya respon yang sama, namun apalah daya kita sebagai anak tidak akan mampu membalas cintanya.

Lelaki itu bernama Uwais Al Qarni, ia sudah mengabdi pada Ibunya sampai tuntas, kekuatan cinta dan baktinya terhadap sang Ibu hingga Allah menjadikannya terkenal di langit, ia sangat mulia di hadapan Allah. Namun apakah yang dilakukan Uwais sudah mampu membalas semua pengorbanan cinta sang Ibu?

"Tidak ada budi yang dapat membalas cinta seorang Ibu, apalagi mengimbanginya". Begitu kata Rasulullah.

Sebab cinta Ibu mengalir dari darah dan dagingnya. Anak memang buah cinta dua hati, tapi ia tidak dititip dalam dua rahim. Ia dititip dalam rahim sang Ibu selama sembilan bulan, di sana sang Ibu sudah mulai mempertaruhkan nyawa bagi sibuah hati, embrio bergeliat dalam sunyi sembari menyedot saripati sang Ibu, lalu keluar di antara darah. Inilah ruh yang baru, ruh yang dipertaruhkan bersama nyawa sang Ibu.

Lalu kemudian cintanya terus mengalir, semangat penumbuhan kasih sayangnya bekerja hingga masa depan anak lebih baik. Penat, lelah, jenuh, pengorbanannya tidak mengenal kata-kata itu, bahkan tak peduli angin membadai menerpanya. Sebuah fakta cinta yang lebih dahsyat, sang Ibu tidak pernah berharap agar kelak anak-anaknya bisa membalas semua jerih payahnya. Sungguh ini sebuah pengorbanan cinta yang paling suci, cinta yang paling luhur, seperti kayu yang rela menjadi arang asalkan api menyala.

Inilah cinta sesungguhnya, cinta tanpa tuntutan, cinta tanpa batasan. Tak ada kekuatan yang mampu membunuh cintanya, ini bukan hanya cinta sejati, tapi ini adalah cinta tanpa definisi.


Dan.. Karena hakikat anak adalah titipan Ilahi sebagai sumber kebaikan untuk dunia-akhirat, maka kita sebagai anak wajib berdoa yang terbaik untuk keduanya :

Allahummaghfir lii wa liwaalidayya warhamhuma kamaa rabbayanii shaghiraa
"Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangi aku di waktu kecil".

Ibu.. Tiada kata yang dapat kusampaikan selain doa dan terimakasih sudah memberikan pengorbanan cinta kasihmu di hidupku.. Bersamamu dan di sampingmu adalah surga kecil di dunia ini.